Mulai tayang di bioskop-bioskop di Indonesia pada tanggal 21 Februari 2020, film yang diadaptasi dari salah satu novel legendaris pada tahun 1903 karya Jack London, yang telah diterjemahkan ke lebih dari 47 bahasa diseluruh dunia, akan menceritakan tentang petualangan seekor anjing bersama aktor Harrison Ford yang memerankan karakter John Thorton.
Film Call of The Wild ini, merupakan film keluarga yang dihadirkan oleh Twentieth Century Studios dan disutradarai oleh Chris Sanders, serta dibintangi oleh deretan aktor dan aktris papan atas seperti Harrison Ford, Dan Stevens, dan Karen Gillan.
Film The Call of the Wild menceritakan tentang petualangan seekor anjing peliharaan bernama Buck yang harus beradaptasi di alam liar saat dirinya terjebak di Yukon, Kanada.
Buck adalah seekor anjing peliharaan yang tinggal di sebuah rumah mewah di California, Amerika Serikat. Kehidupan Buck yang tiba tiba berubah saat ia diculik dan dibawa ke Yukon, Kanada. Buck yang dulunya terbiasa hidup di rumah bersama pemiliknya, kini ia harus beradaptasi di alam liar dan memulai petualangan barunya dan mengungkap jati dirinya.
Perjalanan ini tentu akan memberikan pelajaran sekaligus mempertemukan Buck dengan sahabat-sahabat barunya, termasuk John Thornton. Petualangan Buck dan Thornton menjadi inti dari cerita Call of The Wild ini. Buck yang sedang beradaptasi dengan dunia barunya, bertemu dengan John Thornton yang sedang mencoba mencari ketenangan untuk dirinya sendiri.
Keduanya berpetualang dan saling melengkapi anntar satu sama lain dalam sebuah perjalanan yang panjang dan penuh emosional.
“Walaupun ini adalah sebuah kisah klasik, namun cerita ini bukanlah dongeng. Film ini menyajikan kisah tentang tekad dan kegigihan. Sebuah kisah tentang seorang karakter dalam mengungkap kekuatan yang ada dalam dirinya yang bahkan ia tidak sadari sebelumnya,” jelas sang sutradara Chris Sanders.

Menurut sang produser, Erwin Stoff, “Kisah ini memiliki elemen universal yang menjadikannya relevan hingga saat ini,” jelas Stoff.
“Kisah ini menceritakann tentang kehilangan, rumah, dan mungkin yang paling terpenting, bagaimana kita menemukan diri kita dalam versi yang lebih baik.”